SEORANG ayah memang tidak boleh hanya menjalankan peran sebagai pencari nafkah dan melupakan kedekatan batin dengan anak-anaknya.
Kita mungkin sudah mendengar istilah fatherless children, yaitu anak-anak yang kehilangan sosok ayah, bukan dalam artian fisik tapi dalam pengertian psikologis.
Ketika ayah bisa dekat dengan anak-anaknya, maka sosok pemimpin dan pengayom yang ada dalam diri ayah akan menetap di hati anak. Buku The Impact of Fathers on Children menyebutkan bahwa dampak positif dalam keterlibatan ayah dalam keseharian anak-anaknya terlihat dari perilaku sosial, etika, dan kesadaran diri.
Bagi anak perempuan, sosok seperti ayahnyalah yang akan dia cari dalam diri pasangannya kelak. Sementara bagi anak laki-laki, sosok ayah menjadi cerminan masa depannya kelak; untuk menjadi panutan.
Meski tidak membedakan pengasuhan berdasarkan jenis kelamin, ternyata ada perbedaan bonding yang tercipta antara ayah dan anak laki-lakinya dibandingkan ayah dengan anak perempuannya.
Salah satunya, dikutip dari Live Science, sebuah penelitian terhadap ayah dengan balita putra dan ayah dengan balita putri ternyata memiliki perbedaan dalam kata-kata.
Misalnya, ayah lebih sering mengatakan kata-kata analisis untuk anak perempuannya seperti “lebih baik”. Ayah mendorong anak perempuannya menjadi mandiri dan kuat. Karena itulah seorang ayah yang hebat akan menjadi first love dan first man bagi anak perempuannya.
Sedangkan untuk anak laki-lakinya, ayah mengucapkan kata-kata yang berkaitan dengan pencapaian dan rasa bangga seperti “menang” atau “berhasil”. Tak heran bila anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya dapat memiliki hubungan yang lebih sehat dengan orang lain terkait identitas gender, juga lebih mampu menyadari perasaan dan emosi.
KOMENTAR ANDA